ABBAS IBNU FIRNAS, Penemu Awal Teori Pesawat Terbang

Mengikut fakta Roger Bacon yang
dikenal sebagai peletak dasar teori pesawat terbang ala Barat. Lima
ratus tahun sebelum Bacon, Abbas Ibnu Firnas, seorang Muslim Spanyol
yang hidup di abad ke-9 Masihi sebenarnye telah mendahuluinya.
Pada tahun 875, Ibnu Firnas membuat satu
prototype atau model pesawat terbang dengan meletakkan bulu pada sebuah
bingkai kayu. Inilah catatan dokumentasi pertama yang sangat kuno
tentang pesawat terbang layang.
Ia mencoba membuat prototype pesawat layang pertama dan menerbangkannya dari atap sebuah menara.
Beliau hidup pada saat pemerintahan
Khalifah Umayyah di Spanyol (dulu bernama Andalusia). Pada tahun 852, di
bawah pemerintahan khalifah baru, Abdul Rahman II, Ibnu Firnas membuat
pengumuman yang menghebohkan warga Cordoba. Ia ingin melakukan percobaan
‘terbang’ dari menara Masjid Mezquita dengan menggunakan ‘sayap’ atau
jubah tanpa lengan yang dipasangkan di tubuhnya.

Hasil dari percobaan beliau terbang
dengan alat tersebut berhasil. beliau mampu mendarat walaupon mengalami
cedera ringan. Alat yang digunakan Ibnu Firnas inilah yang kemudian
dikenal dengan parachute atau pun payung terjun pertama di dunia. Menara
Masjid Mezquita di Cordoba menjadi saksi bisu perwujudan konsep pertama
pesawat terbang yang lahir dari pemikiran seorang Muslim.
Keberhasilannya itu mendorongnya untuk
mengembangkan teori penemuan tersebut. Ia melakukan serangkaian
penelitian dan pengembangan konsep serta teori berdasarkan tindak laku
alam yang dilihatnya. Sebagai salah satu bahan perbandingan
penelitiannya adalah bagaimana burung bisa terbang. Dari situlah ia
mencoba membuat prototype pesawat layang.
Ada dua catatan penciptaan pesawat
terbang Ibnu Firnas. Salah satunya menyebutkan, setelah menyelesaikan
model pesawat terbang yang dibuatnya, Ibnu Firnas mengundang masyarakat
Cordoba untuk datang dan menyaksikan hasil karyanya itu.
Warga Cordoba waktu itu berkumpul di
sekitar sebuah menara. Dari menara itulah Ibnu Firnas akan memperagakan
hasil ciptaannya. Ia menjadikan puncak menara itu sebagai landasan untuk
beliau terbang. Namun kerana cara berlepas yang kurang baik, ia
terhempas ke tanah bersama pesawat layang buatannya. Ia mengalami cedera
punggung yang sangat parah. Cederanya inilah yang memaksa Ibnu Firnas
tak berdaya untuk melakukan percubaan yang berikutnya.
Catatan versi kedua menyebut, Ibnu
Firnas tidak melengkapi pesawat layang buatannya dengan ekor sebagaimana
burung. Kelalaiannya inilah yang mengakibatkannya gagal mendaratkan
pesawat ciptaannya dengan sempurna.
Di catatan kedua pun dikatakan bahawa
Ibnu Firnas cedera di punggung. Akibatnya ia tak mampu lagi
mengembangkan ciptaannya itu kepada dunia. Sebagai gantinya ia melakukan
di dalam ruangan atau boleh di sebut sebagai makmal. Di sana ia
mempelajari gejala alam, termasuk mekanisma terjadinya halilintar dan
kilat. Dari situ ia berhasil mengembangkan formula untuk membuat gelas
dan kristal.
Belum berjaya niatnya membuat pesawat
layang, tahun 888 Ibnu Firnas wafat dalam keadaan berjuang menyembuhkan
cedera punggungnya.
Selain dikenali sebagai peletak dasar
teori pesawat terbang, lelaki yang dikenal dengan nama Latin, Armen
Firman, ini juga ahli dalam bidang kimia dan memiliki sifat yang
humanis, kreatif, dan kerap menciptakan barang-barang berteknologi baru
saat itu.
Ia tercatat memiliki karya-karya
monumental seperti konsep tentang terjadinya halilintar dan kilat, jam
air, serta cara membuat gelas dari garam. Ia dikenal pula sebagai
pembuat rantai rangkaian yang menunjukkan pergerakan benda benda planet
dan bintang. Selain itu, Ibnu Firnas pun menunjukkan cara bagaimana
memotong batu kristal yang saat itu hanya boleh dilakukan
SUMBER
http://daulahislam.com/unique/abbas-ibnu-firnas-penemu-awal-teori-pesawat-terbang.html
SUMBER
http://daulahislam.com/unique/abbas-ibnu-firnas-penemu-awal-teori-pesawat-terbang.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar